Minggu, 18 Desember 2016

Filsafat dan Agama

FILSAFAT DAN AGAMA
Filsafat berbeda dengan agama, tetapi juga ada yang menganggap agama sebagian bagian dari filsafat. Ketika kita mendefinisikan filsafat sebagai kegiatan yang menggunakan pikiran mendalam, menyeluruh, rasional, dan logis, agama tampak sebagai suatu pemikiran yang bukan hanya dangkal, melainkan juga suatu hal yang digunakan tanpa menggunakan pikiran sama sekali.
            Dari titik ini agama tampak sebagai hal yang malah menentang filsafat. Pertentangan ini tampak dalam berbagai ekspresi, yang paling tampak barang kali adalah pertentangan antara orang yang berpegangan teguh pada pikiran spekulatif serta tidak rasional agama dan para filusuf yang muncul ditengah-tengah meluasnya pemikiran agama. Kita dapat melihat pertentangan semacam itu pada era munculnya era pencerahan di Eropa, ketika para agamawan memusuhi para filsul dan pemikiran moderen. Misalnya Copernicus dengan filsafatnya dan pandangannya tentang alam semesta ~ bahwa pusat tata surya adalah matahari ~ ditentang oleh para agamawan (gereja) yang memegang pandangan lama bahwa pusat tata surya adalah bumi. Pertentangan ini mengakibatkan Copernicus dibunuh.
            Agama dan filsafat sebenernya memiliki kesamaan, yaitu bahwa keduanya mengejar suatu hal yang dalam bahasa Inggris disebut Ultimater yaitu hal-hal yang sangat penting mengenai masalah kehidupan, dan bukan suatu hal yang remeh. Orang yang memegang filsafat dan agama tentunya sama-sama menjungjung tinggi apa yang dianggapnya penting dalam kehidupan.
            Menurut David Trueblood dalam bukunya phylosophy of religion, perbedaan antara agama dan filsafat tidak terletak pada bidang keduanya, tetapi dari cara kita menyelidiki bidang itu sendiri. Filsafat berarti berfikir, sedangkan agama berarti mengabdi diri. Orang yang belajar filsafat tidak saja mengetahui soal filsafat, tetapi lebih penting adalah bahwa ia dapat berfikir. Begitu juga dengan orang yang mempelajari agama, tidak hanya puas dengan pengetahuan agama, tetapi butuh untuk membiasakan dirinya dengan hidup secara agama.
            William Temple mengatakan, “Filsafat itu menuntut pengetahuan untuk beribadat. Pokok dari bukan pengetahuan tentang Tuhan, akan tetapi hubungan antara manusia dan Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar