Teori Kemiskinan
Seperti diketahui, terdpat banyak teori dan
pendekatan dalam memahami kemiskinan. Teori – teori tersebut yaitu :
1)
Teori Neo –
Liberal
Shanon, Spicker,
Cheyne, O’Brien dan Belgrve beragumen bahwa kemiskinan merupakan persoalan
individual yang disebabkan oleh kelemahan dan pilihan individu yang
bersangkutan. Kemiskinan akan hilang sendirinya jika kekuatan pasar diperluas
sebesar – besarnya dan pertumbuhan ekonomi dipacu setinggi – tingginya. Secara
langsung, strategi penanggulangan kemiskinan harus bersifat residual sementara,
dan hanya melibatkan keluarga, kelompok swadaya atau lembaga keagamaan. Peran
Negara hanyalah sebagai penjaga yang baru boleh ikut campur tangan manakala
lembaga – lembaga diatas tidak mampu lagi menjalankan tugasnya.
2)
Teori Sosial
Demokrat
Teori ini memandang
bahwa kemiskinan bukanlah persoalan individu, melainkan structural. Kemiskinan
disebabkan oleh adanya ketidakadilan dan ketimpangan dalam akibat tersumbatnya
akses kelompok kepada sumber kemasyarakatan. Teori sosial demokrat menekankan
pentingnya manajemen dan pendanaan Negara dalam pemberian pelayanan sosial
dasar bagi seluruh warga neagara dan dipengaruhi oleh pendekanan ekonomi
manajemen permintaan gaya Keynesian. Meskipun teori ini tidak setuju sepenuhnya
terhadap pasar bebas, kaum sosial demokrat tidak anti system ekonomi Kapitalis.
Bahkan Kapitalis masih dipandang sebagai bentuk organisasi ekonomi yang paling
efektif. Hanya saja sosial demokrat merasa perlu ada siste Negara yang
mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Pendukung sosial demokrat berpendapat bahwa kesetaraan
merupakan prasyarat penting dalam memperoleh kemandirian dan kebebasan.
Pencapaian kebebasan hanya dimungkinkan jika setiap orang memiliki sumber
kesejahteraan. Kebebasan lebih ari sekedar bebas dari pengaruh luar, melainkan
bebas pula dalam menentukan pilihan.
3)
Teori Marjinal
Teori ini berasumsi
bahwa kemiskinan di perkotaan terjadi dikarenakan adanya kebudayaan kemiskinan
yang tersosialisasi di kalangan masyarakat tertentu.
Oscar Lewis (1966)
adalah tokoh dari aliran Teori Marjinal. Konsepnya yang terkenal adalah Culture of Poverty. Menurut Lewis,
masyarakat di dunia menjadi miskin karena adanya budaya kemiskinan dengan
karakter apatis, menyerah pada nasib, system keluarga yang tidak mantap, kurang
pendidikan, kurang ambisi membangun masa depan, kejahatan dan kekerasan banyak
terjadi.
Ada dua pendekatan
perencanaan yang bersumber dari pandangan teori marjinal :
Ø Prakarsa harus datang dari luar komunitas
Ø Perencanaan harus berfokus pada perubahan nilai, karena akar masalah ada
pada nilai
4)
Teori
Development
Teori Development
(bercorak pembangunan) muncul dari teori – teori pembangunan terutama non –
liberal. Teori ini mencari akar masalah kemiskinan pada persoalan ekonomi dan
masyarakat sebagai satu kesatuan.
Ada tiga asusmsi dasar
teori ini :
Ø Negara menjadi miskin karena ketiadaan atribut
industrialisasi, modal, kemampuan manajerial, dan prasarana yang diperlukan
untuk peningkatan
Ø Pertumbuhan ekonomi adalah kriteria utama
pembangunan yang dianggap dapat mengatasi masalah – masalah ketimpangan
Ø Kemiskinan akan hilang dengan sendirinya bila pasar
diperluas sebesar – besarnya dan pertumbuhan ekonomi dipau setinggi – tingginya
Ketiga asumsi tersebut memperlihatkan bahwa
kemiskinan yang terjadi bukanlah persoalan budaya, sebagaimana anggapan teori
marjinal melainkan adalah persoalan ekonomi dan pembangunan.
5)
Teori Struktural
Teori ini didasarkan
oleh pemikiran yang berasal dari teori ketergantungan yang diperkenalkan oleh
Andre Gunder Frank (1967), Capitalism and
the Underdevelopment in Latin America, dan juga oleh Teothonio Dos Santos
dan Samir.
Teori Struktural berasumsi bahwa kemiskinan terjadi bukan
karena persoalan budaya dan pembangunan ekonomi, melainkan politik – ekonomi
dunia.
Teori ketergantungan
mengajukan tiga asumsi utama, yaitu :
Ø Dunia didominasi oleh suatu perekonomian tunggal
sedemikian rupa sehingga semua Negara di dunia diintegrasikan ke dalam
lingkungan produksi kapitalisme yang menyebabkan keterbelakangan di Negara
miskin
Ø Negara – Negara inti menarik surplus dari Negara
miskin malalui suatu matarantai metropolis – satelit
Ø Sebagai akibatnya Negara miskin menjadi semakin
miskin dan Negara kaya menjadi semakin kaya
Dengan berdasar pada asumsi teori ketergantungan
tersebut teori structural mengajukan asumsi bahwa kemiskinan di dunia harus
dilihat pada suatu konstelasi ekonomi internasional dan struktur politik global
yang menerangkan bahwa ketergantungan yang menjadi penyebab Negara terbelakang
dan masyarakatnya menjadi miskin.
6)
Teori Artikulasi
Moda Produksi
Teori ini adalah salah
satu teori yang dikembangkan oleh Pierre Philipe Rey, Meillassoux, Terry dan
Taylor dari pemikiran karya Karl Marx
dan Frederic Engels mengenai Moda
Produksi (Mode of Production). Teori
ini berasusmsi bahwa reproduksi kapitalisme di Negara – Negara miskin terjadi
dalam suatu simultanitas tunggal dimana pada sisi Negara miskin terjadi
artikulasi dari sedikitnya dua moda produksi (moda produksi kapitalis dan pra –
kapitalis). Konsistensi dari kedua moda produksi tersebut menghasilkan
eksploitasi tenaga kerja murah dan problem akses bagi kelompok masyarakat
miskin yang masih tetap berada dalam ranah moda produksi pra – kapitalis.
Strategi penanganan kemiskinan ditawarkan oleh teori artikulasi
moda produksi dikenal dengan person in
environtment dan person in situation
yang dianalogikan sebagai strategi ikan – kail memberikan keterampilan
memancing, menghilangkan dominasi kepelimikan kolam ikan oleh kelompok elit
dalam masyarakat, dan mengupayakan perluasan akses pemasaran bagi penjualan
ikan.
Teori artikulasi moda
produksi melandasi dua macam pendekatan yaitu moderat (pemberian bantuan sosial dan rehabilitasi sosial, program
jaminan perlindungan dan asuransi kesejahteraan sosial, program pemberdayaan
masyarakat) dan radikal ( di dalam
masyarakatlah terjadi ketidakadilan dan ketimpangan yang menyebabkan taraf
hidup sebagian masyarakat tetap rendah sehingga kebijakan paling tepat
adalah reformasi dan transformasi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar