Selasa, 06 Desember 2016

Teori Kemiskinan



Teori Kemiskinan
Seperti diketahui, terdpat banyak teori dan pendekatan dalam memahami kemiskinan. Teori – teori tersebut yaitu :
1)      Teori Neo – Liberal
Shanon, Spicker, Cheyne, O’Brien dan Belgrve beragumen bahwa kemiskinan merupakan persoalan individual yang disebabkan oleh kelemahan dan pilihan individu yang bersangkutan. Kemiskinan akan hilang sendirinya jika kekuatan pasar diperluas sebesar – besarnya dan pertumbuhan ekonomi dipacu setinggi – tingginya. Secara langsung, strategi penanggulangan kemiskinan harus bersifat residual sementara, dan hanya melibatkan keluarga, kelompok swadaya atau lembaga keagamaan. Peran Negara hanyalah sebagai penjaga yang baru boleh ikut campur tangan manakala lembaga – lembaga diatas tidak mampu lagi menjalankan tugasnya.
2)      Teori Sosial Demokrat
Teori ini memandang bahwa kemiskinan bukanlah persoalan individu, melainkan structural. Kemiskinan disebabkan oleh adanya ketidakadilan dan ketimpangan dalam akibat tersumbatnya akses kelompok kepada sumber kemasyarakatan. Teori sosial demokrat menekankan pentingnya manajemen dan pendanaan Negara dalam pemberian pelayanan sosial dasar bagi seluruh warga neagara dan dipengaruhi oleh pendekanan ekonomi manajemen permintaan gaya Keynesian. Meskipun teori ini tidak setuju sepenuhnya terhadap pasar bebas, kaum sosial demokrat tidak anti system ekonomi Kapitalis. Bahkan Kapitalis masih dipandang sebagai bentuk organisasi ekonomi yang paling efektif. Hanya saja sosial demokrat merasa perlu ada siste Negara yang mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.
      Pendukung sosial demokrat berpendapat bahwa kesetaraan merupakan prasyarat penting dalam memperoleh kemandirian dan kebebasan. Pencapaian kebebasan hanya dimungkinkan jika setiap orang memiliki sumber kesejahteraan. Kebebasan lebih ari sekedar bebas dari pengaruh luar, melainkan bebas pula dalam menentukan pilihan.
3)      Teori Marjinal
Teori ini berasumsi bahwa kemiskinan di perkotaan terjadi dikarenakan adanya kebudayaan kemiskinan yang tersosialisasi di kalangan masyarakat tertentu.
      Oscar Lewis (1966) adalah tokoh dari aliran Teori Marjinal. Konsepnya yang terkenal adalah Culture of Poverty. Menurut Lewis, masyarakat di dunia menjadi miskin karena adanya budaya kemiskinan dengan karakter apatis, menyerah pada nasib, system keluarga yang tidak mantap, kurang pendidikan, kurang ambisi membangun masa depan, kejahatan dan kekerasan banyak terjadi.
Ada dua pendekatan perencanaan yang bersumber dari pandangan teori marjinal :
Ø  Prakarsa harus datang dari luar komunitas
Ø  Perencanaan harus berfokus  pada perubahan nilai, karena akar masalah ada pada nilai
4)      Teori Development
Teori Development (bercorak pembangunan) muncul dari teori – teori pembangunan terutama non – liberal. Teori ini mencari akar masalah kemiskinan pada persoalan ekonomi dan masyarakat sebagai satu kesatuan.
Ada tiga asusmsi dasar teori ini :
Ø  Negara menjadi miskin karena ketiadaan atribut industrialisasi, modal, kemampuan manajerial, dan prasarana yang diperlukan untuk peningkatan
Ø  Pertumbuhan ekonomi adalah kriteria utama pembangunan yang dianggap dapat mengatasi masalah – masalah ketimpangan
Ø  Kemiskinan akan hilang dengan sendirinya bila pasar diperluas sebesar – besarnya dan pertumbuhan ekonomi dipau setinggi – tingginya
Ketiga asumsi tersebut memperlihatkan bahwa kemiskinan yang terjadi bukanlah persoalan budaya, sebagaimana anggapan teori marjinal melainkan adalah persoalan ekonomi dan pembangunan.
5)      Teori Struktural
Teori ini didasarkan oleh pemikiran yang berasal dari teori ketergantungan yang diperkenalkan oleh Andre Gunder Frank (1967), Capitalism and the Underdevelopment in Latin America, dan juga oleh Teothonio Dos Santos dan Samir.
      Teori Struktural berasumsi bahwa kemiskinan terjadi bukan karena persoalan budaya dan pembangunan ekonomi, melainkan politik – ekonomi dunia.
Teori ketergantungan mengajukan tiga asumsi utama, yaitu :
Ø  Dunia didominasi oleh suatu perekonomian tunggal sedemikian rupa sehingga semua Negara di dunia diintegrasikan ke dalam lingkungan produksi kapitalisme yang menyebabkan keterbelakangan di Negara miskin
Ø  Negara – Negara inti menarik surplus dari Negara miskin malalui suatu matarantai metropolis – satelit
Ø  Sebagai akibatnya Negara miskin menjadi semakin miskin dan Negara kaya menjadi semakin kaya
Dengan berdasar pada asumsi teori ketergantungan tersebut teori structural mengajukan asumsi bahwa kemiskinan di dunia harus dilihat pada suatu konstelasi ekonomi internasional dan struktur politik global yang menerangkan bahwa ketergantungan yang menjadi penyebab Negara terbelakang dan masyarakatnya menjadi miskin.
6)      Teori Artikulasi Moda Produksi
Teori ini adalah salah satu teori yang dikembangkan oleh Pierre Philipe Rey, Meillassoux, Terry dan Taylor dari pemikiran karya Karl Marx dan Frederic Engels mengenai Moda Produksi (Mode of Production). Teori ini berasusmsi bahwa reproduksi kapitalisme di Negara – Negara miskin terjadi dalam suatu simultanitas tunggal dimana pada sisi Negara miskin terjadi artikulasi dari sedikitnya dua moda produksi (moda produksi kapitalis dan pra – kapitalis). Konsistensi dari kedua moda produksi tersebut menghasilkan eksploitasi tenaga kerja murah dan problem akses bagi kelompok masyarakat miskin yang masih tetap berada dalam ranah moda produksi pra – kapitalis.
      Strategi penanganan kemiskinan ditawarkan oleh teori artikulasi moda produksi dikenal dengan person in environtment dan person in situation yang dianalogikan sebagai strategi ikan – kail memberikan keterampilan memancing, menghilangkan dominasi kepelimikan kolam ikan oleh kelompok elit dalam masyarakat, dan mengupayakan perluasan akses pemasaran bagi penjualan ikan.
Teori artikulasi moda produksi melandasi dua macam pendekatan yaitu moderat (pemberian bantuan sosial dan rehabilitasi sosial, program jaminan perlindungan dan asuransi kesejahteraan sosial, program pemberdayaan masyarakat) dan radikal ( di dalam masyarakatlah terjadi ketidakadilan dan ketimpangan yang menyebabkan taraf hidup sebagian masyarakat tetap rendah sehingga kebijakan paling tepat adalah  reformasi dan transformasi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar