- Tokoh-tokoh Aliran Progresivisme
- William James ( 1842-1910 )
James
berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari
eksistensi organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan
hidup. Dan dia menegaskan agar fungsi otak atau fikiran itu dipelajari
sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam.
Jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa prakonsepsi teologis,
dan menempatkannya da atas dasar ilmu prilaku.
- John Dewey ( 1859-1952 )
Teori
Dewey tentang sekolah adalah progresivisme yang lebih menekankan kepada
anak didik dan minatnya dari pada mata pelajarannya sendiri. Maka
muncullah “Cild Centered Curiculum”, dan “Cild Centered School”.
Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang
belum jelas.
- Hans Vaihinger ( 1852-1933 )
Hans
Vaihinger menurutnya tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian
dengan objeknya mungkin dibuktikan, satu-satunya ukuran bagi berpikir
ialah gunanya untuk mempengaruhi kejadian-kejadian didunia.
- Pandangan Progresivisme dan Penerapannya di Bidang Pendidikan
Anak
didik diberikan kebebasan secara fisik maupun cara berpikir, guna
mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya. Tanpa
terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain. Oleh karena itu
aliran filsafat progresivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter.
Sebab, pendidikan otoriter akan mematikan tunas-tunas para pelajar
untuk hidup sebagai pribadi-pribadi yang gembira menghadapi pelajaran.
Dan sekaligus mematikan daya kreasi baik secara fisik maupun psikis anak
didik.
Filsafat
progresivisme menghendaki jenis kurikulum yang bersifat luwes
(fleksibel) dan terbuka. Jadi kurikulum itu bisa diubah dan dibentuk
sesuai dengan zamannya. Sifat kurikulumnya adalah kurikulum yang dapat
direvisi dan jenisnya yang memadai, yaitu yang bersifat eksperimental
atau tipe Core Curriculum. Kurikulum
Dipusatkan
pada pengalaman atau kurikulum eksperimental didasarkan atas manusia
dalam hidupnya selalu berinteraksi didalam lingkungan yang komplek.
Progresivisme
tidak menghendaki adanya mata pelajaran yang diberikan terpisah,
melainkan harus terintegrasi dalam unit. Dengan adanya mata pelajaran
yang terintegrasi dalam unit, diharapkan anak dapat berkembang secara
fisik mauopun psikis dan dapat menjangkau aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar