Pendekatan terminologis
Istilah filsafat secara terminologi -dilihat dari konteks penggunaannya- memiliki beberapa arti. Pertama, filsafat
berarti pandangan hidup, yakni suatu cara pandang seseorang tentang
kehidupan yang dadasarkan pada suatu prinsip atau nilai tertentu yang
diyakini kebenarannya. Filsafat, dalam hal ni, bersifat praktis, yakni
merupakan praktek kehidupan, yang semua orang melakukannya.
Kedua , filsafat berarti metode atau cara berfikir. Cara
berfikir filsafati bersifat khas berbeda dengan cara berfikir orang awam
atau bahkan berbeda dengan cara berfikir para spesialis. Kekhasan
berfikir filsafati ditandai dengan penekanan pada tiga hal; yakni
radikalitas, komprehensivitas dan integralitas. Radikalitas berfikir
filsafat ditandai dengan kemampuan berfikir secara mendalam dalam rangka
menemukan hakikat suatu persoalan. Berfikir radikal dapat dilakukan
apabila minimal beberapa syarat berikut dipenuhi, yakni adanya sikap
yang bebas, kritis, argumentatif, luas wawasan , terbuka.
Komprehensivitas berfikir filsafati adalah kemampuan dan kemauan
memikirkan segala aspek yang terkait dengan suatu persoalan, karena
sesungguhnya setiap hal/persoalan tidak berdiri sendiri sebagai satu
variabel saja, tetapi selalu terkait dengan banyak variabel. Sedang,
integralitas berfikir filsafat adalah kemampuan mensistematisasi
berbagai variabel dari suatu persoalan/hal sebagai suatu keutuhan.
Filsafat dalam arti metode berfikir maka bersifat teoritis, dari metode
berfikir yang demikian lalu muncul ilmu filsafat.
Selain dua arti di atas, filsafat masih mempunyai banyak arti.
Filsafat dapat diartikan sebagai kelompok persoalan tentang nilai.
Filsafat juga dapat diartikan sebagai suatu analisis tentang bahasa dan
makna istilah, atau filsafat dapat juga diartikan sebagai suatu kelompok
teori, dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar