Minggu, 18 Desember 2016

Pendekatan terminologis

Pendekatan terminologis
Istilah filsafat secara terminologi -dilihat dari konteks penggunaannya- memiliki beberapa arti. Pertama, filsafat berarti pandangan hidup, yakni suatu cara pandang seseorang tentang kehidupan yang dadasarkan pada suatu prinsip atau nilai tertentu yang diyakini kebenarannya. Filsafat, dalam hal ni, bersifat praktis, yakni merupakan praktek kehidupan, yang semua orang melakukannya.
Kedua , filsafat berarti metode atau cara berfikir. Cara berfikir filsafati bersifat khas berbeda dengan cara berfikir orang awam atau bahkan berbeda dengan cara berfikir para spesialis. Kekhasan berfikir filsafati ditandai dengan penekanan pada tiga hal; yakni radikalitas, komprehensivitas dan integralitas. Radikalitas berfikir filsafat ditandai dengan kemampuan berfikir secara mendalam dalam rangka menemukan hakikat suatu persoalan. Berfikir radikal dapat dilakukan apabila minimal beberapa syarat berikut dipenuhi, yakni adanya sikap yang bebas, kritis, argumentatif, luas wawasan , terbuka.
Komprehensivitas berfikir filsafati adalah kemampuan dan kemauan memikirkan segala aspek yang terkait dengan suatu persoalan, karena sesungguhnya setiap hal/persoalan tidak berdiri sendiri sebagai satu variabel saja, tetapi selalu terkait dengan banyak variabel. Sedang, integralitas berfikir filsafat adalah kemampuan mensistematisasi berbagai variabel dari suatu persoalan/hal sebagai suatu keutuhan. Filsafat dalam arti metode berfikir maka bersifat teoritis, dari metode berfikir yang demikian lalu muncul ilmu filsafat.
Selain dua arti  di atas, filsafat masih mempunyai banyak arti. Filsafat dapat diartikan sebagai kelompok persoalan tentang nilai. Filsafat juga dapat diartikan sebagai suatu analisis tentang bahasa dan makna istilah, atau filsafat dapat juga diartikan sebagai suatu kelompok teori, dan lain sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar