Penyebab Kemiskinan
Jika dihubungkan dengan aspek secara umum maka
kemiskinan dapat disebabkan kedalam beberapa aspek, yaitu :
1)
Individual atau
patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan atau
kemampuan dari si miskin.
2)
Keluarga, yang
menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga.
3)
Sub – budaya,
yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari – hari, dipelajari atau
dijalankan dalam lingkungan sekitar.
4)
Agensi, yang
melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang,
pemerintah dan ekonomi.
5)
Structural, yang
memberikan alas an bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
6)
Kemalasan dari
individu, dimana tidak adanya keinginan atau usaha untuk maju kepada kehidupan
yang lebih baik.
Berbagai persoalan kemiskinan memang pada dasarnya
terletak pada individu yang merupakan bagian dari masyarakat apakah itu miskin
atau tidak. Selain dari aspek tersebut, kemiskinan juga dapat dilihat dari
berbagai disiplin ilmu seperti : aspek
sosial, bahwa kemiskinan diakibatkan karena terbatasnya interaksi sosial
dan penguasaan informasi dimana terjadi sebuah ketidaktahuan mengenai teknologi
informasi yang diakibatkan kurangnya atau sempitnya interaksi antara
masyarakat. Aspek ekonomi, kemiskinan
yang dilator belakangi oleh terbatasnya alat pemenuhan kebutuhan akibat dari
terbatasnya pemilikan alat produksi sehingga upah yang didapatkan sangat rendah
dan tidak adanya inisiatif untuk menabung sebagai simpanan yang bisa digunakan
ketika butuh untuk keperluan yang sangat penting. Dengan indikator ekonomi maka
kemiskina bisa dilihat dengan beberapa pendekatan yaitu produksi, pendapatan
dan pengeluaran. Sementara ini yang dilakukan Biro Pusat Statistik (BPS) untuk
menarik garis kemiskinan adalah pendekatan pengeluaran. Dari aspek psikologi terutama akibat rasa
rendah diri, fatalisme, malas, dan rasa terisolir. Sedangkan, dari Aspek
Politik berkaitan dengan kecilnya akses terhadap berbagai fasilitas dan
kesempatan, diskriminatif, posisi lemah dalam proses pengambil keputusan.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2006
menyebutkan sebanyak 39,30 juta jiwa (17,75 persen) penduduk Indonesia
dikatakan penduduk miskin. Pada tahun 2007 sebanyak 105,3 juta jiwa (BPS: 37,17
juta jiwa atau 16,58 persen), dan diperkirakan pada 2008 penduduk indonesia
diperkirakan sekitar 49 persen merupakan masyarakat miskin sehingga Indonesia
termasuksalah satu negara miskin di dunia terutama dilihat dari daya beli
masyarakat Indonesia dinilai sangat kurang sekali dan juga permasalaha gizi buruk
yang semakin meningkat. Tingginya angka kemiskinan dapat disimpulkan bahwa
kemiskian merupakan persoalan kolektif dan struktural akibat dari konstruksi
ekonomi, sosial dan politik yang berkembang di masyarakat. Sedangkan di dalam
pemerintahan sendiri, dengan adanya subsidi terhadap kenaikan barang yang
berimbas pada masyarakat menjadikan hilangnya subsidi untuk yang lainya yang
disebabkan karena keterbatasan dana yang tersedia akibat
kepentingan-kepentingan individu yang tidak mengedepankan aspek kesejahteraan
dan keselamatan rakyat.
2.4 Dampak Kemiskinan
Kemiskinan yang terjadi merupakan
sebuah masalah yang tentunya memberikan dampak bagi masyarakat baik itu dampak
positif maupun dampak yang negatif. Dampak yang ditimbulkan dari kemiskinan
dapat dikelompokan kedalam beberapa masalah, yaitu :
1) Dampak Masalah Kependudukan
Dilihat dari segi kependudukan, kemiskinan
berdampak pada ketidakmeratanya pertumbuhan penduduk disetiap wilayah sehingga
ketidakmerataan tersebut membawa konsekuensi berat kepada aspek – aspek kehidupan
sosial lainya. Secara nasional penduduk yang tidak merata mambawa akibat
bagi penyediaan berbagai sarana dan kebutuhan penduduk. Dalam bidang lapangan
pekerjaan terjadi ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan
pertumbuhan lapangan kerja dan pada akhirnya menimbulkan pengangguran.
Selain
itu pengangguran juga menimbulkan dampak
yang merugikan bagi masyarakat, yaitu pengangguran dapat menjadikan orang biasa
menjadi pencuri, perampok dan pengemus yang akan meresahkan masyarakat sekitar.
Dalam membedakan jenis
– jenis pengangguran, terdapat dua cara untuk menggolongkannya, yaitu :
a.
Jenis
pengangguran berdasarkan penyebabnya
Ø Pengangguran normal atau friksional
Para penganggur ini
tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat memperoleh pekerjaan, tetapi
karena sedang mencari kerja lain yang lebih baik.
Ø Pengangguran sinklinal
Penggangguran yang
menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga
kerja lebih rendah daripada penawaran tenaga kerja.
Ø Pengangguran struktural
Keadaan dimana
penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan
yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu
daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki
kualitas yang lebih baik dari yang sebelumnya.
Ø Pengangguran teknologi
Ditimbulkan oleh adanya
pergantian tenaga manusia oleh penggunaan mesin – mesin dan kemajuan teknologi
lainnya.
b. Jenis pengangguran berdasarkan ciri
– cirinya
Ø Pengangguran terbuka
Pengangguran ini trcipta sebagai
akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga
kerja. Sebagai akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja
yang tidak dapat memperoleh pekerjaan.
Ø Penganggura tersembunyi
Kelebihan tenaga kerja yang
digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Contohnya : pelayan
restoran yang lebih banyak dari yang diperlukandan keluarga petani dengan
anggota kelurga yang besar yang mengerjakan luas tag yang sangat kecil.
Ø Pengangguran musiman
Terjadi karena faktor kondisi iklim
yang biasanya disektor pertanian dan perikanan karena pada musim hujan penyadap
karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan dan terpaksa menganggur.
Ø Setengah menganggur
Pengangguran yang hanya bekerja satu
sampai dua hari seminggu atau satu sampai empat jam sehari.
2) Dampak Masalah Ekonomi
Masalah ekonomi menyangkut masalah
kerumah tanggaan penduduk dalam memenuhi kebutuhan materinya. Masalah ini
terbagi kedalam beberapa aspek yaitu : aspek kuantitas, aspek kualitas
penduduk, aspek sumber daya alam dan manusia, aspek komunikasi dan transportasi
serta aspek kondisi dan lokasi geografi. Ditinjau dari segi kuantitas penduduk
Indonesia memiliki kekuatan ekonomi yang bisa dikembangkan terutama dengan
jumlah penduduk yang banyak. Tapi kemiskinan menjadikan penduduk tidak memiliki
kekuatan dalam mengenbangkan perekonomian Indonesia. Kemudian kemiskinan
menjadikan penduduk seolah menunjukan kelemahanya sebagai konsumen berbagai
produksi. Seretnya transportasi komunikasi menyebabkan perekonomian terhambat
seperti pada dasarnya daerah tersebut memiliki potensi yang tinggi untuk
dikembangkan tapi tatap saja kehidupan penduduknya tetap rendah.
3) Dampak Masalah Lingkungan
Masalah lingkungan dapat diartikan
bahwa masalah yang terjadi di lingkungan hidup manusia mengancam ketentraman
dan kesejahteraan manusia yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara komponen
manusia dengan lingkungan yang menjadi penampung dan penjamin kehidupan
manusia. Dampak lainya yaitu keterbelakangan pembangunan, kebodohan,
kebanjiran, pencemaran lingkungan dan tingkat kesehatan yang rendah yang
diakibatkan karena lingkungan yang kurang mendukung karena kemiskinan.
4) Dampak Masalah Pendidikan
Pendidikan secara luas merupakan dasar
pembentukan kepribadian, kemajuan ilmu, kemajuan teknologi dan kemajuan
kehidupan sosial pada umumnya. Dampak kemiskinan terhadap pendidikan memang
sangat merugikan sekali karena telah menghilangkan pentingnya pendidikan dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga tidak sedikit penduduk Indonesia yang
belum mengenal pendidikan.
5) Pemberontakan
Pemberontakan merupakan bentuk
kekecewaan dari masyarakat terhadap pemerintah yang dinilai telah gagal
menciptakan kesejahteraan rakyatnya, perang saudara antar – etnis, golongan,
ideologi demi sebuah kekuasaan dan untuk menguasai kekuasaan, dan yang lainnya.
Semua itu tidak terlepas dari usaha masyarakat untuk melakukan perubahan
nasibnya agar menjadi lebih baik (sejahtera) dari keadaan kemiskinan yang
menimpanya. Pemberontakan seperti itu biasanya terjadi di negara berkembang
atau negara miskin.
Penjelasan
diatas sudah tentu sangat memberikan gambaran bagaimana dampak dari adanya
kemiskinan yang tidak mempengaruhi satu aspek saja tetapi sangat mempengaruhi
berbagai aspek kehudupan manusia. Sepertikita lihat bahwa memang realitas
dilapangan memang terjadi seperti itu dimana kemiskinan menjadikan masyarakat
menjadi beban bagi pemerintah. Sekedar catatan saja bahwa pada dasarnya kembali
kepada diri masing-masing apakah ada usaha untuk merubah kearah yang lebih
baikataukah berada dalam kehidupan miskin dengan tidak adanya usaha untuk
merubah nasib kearah yang lebih baik. Sehingga aspek yang menjadi sumber daya
yang tidak bisa diekploitasi menjadi sesuatu hal yang bisa di kelola dan
menjadi sesuatu yang lebih memiliki arti dan harga karena disentuh oleh
tangan-kreatif masyarakat yang menginginkan perubahan hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar