Selasa, 06 Desember 2016

Penyebab dan dampak kemiskinan



Penyebab Kemiskinan
Jika dihubungkan dengan aspek secara umum maka kemiskinan dapat disebabkan kedalam beberapa aspek, yaitu :
1)      Individual atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan atau kemampuan dari si miskin.
2)      Keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga.
3)      Sub – budaya, yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari – hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar.
4)      Agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah dan ekonomi.
5)      Structural, yang memberikan alas an bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
6)      Kemalasan dari individu, dimana tidak adanya keinginan atau usaha untuk maju kepada kehidupan yang lebih baik.
Berbagai persoalan kemiskinan memang pada dasarnya terletak pada individu yang merupakan bagian dari masyarakat apakah itu miskin atau tidak. Selain dari aspek tersebut, kemiskinan juga dapat dilihat dari berbagai disiplin ilmu seperti : aspek sosial, bahwa kemiskinan diakibatkan karena terbatasnya interaksi sosial dan penguasaan informasi dimana terjadi sebuah ketidaktahuan mengenai teknologi informasi yang diakibatkan kurangnya atau sempitnya interaksi antara masyarakat. Aspek ekonomi, kemiskinan yang dilator belakangi oleh terbatasnya alat pemenuhan kebutuhan akibat dari terbatasnya pemilikan alat produksi sehingga upah yang didapatkan sangat rendah dan tidak adanya inisiatif untuk menabung sebagai simpanan yang bisa digunakan ketika butuh untuk keperluan yang sangat penting. Dengan indikator ekonomi maka kemiskina bisa dilihat dengan beberapa pendekatan yaitu produksi, pendapatan dan pengeluaran. Sementara ini yang dilakukan Biro Pusat Statistik (BPS) untuk menarik garis kemiskinan adalah pendekatan pengeluaran. Dari aspek psikologi terutama akibat rasa rendah diri, fatalisme, malas, dan rasa terisolir. Sedangkan, dari Aspek Politik berkaitan dengan kecilnya akses terhadap berbagai fasilitas dan kesempatan, diskriminatif, posisi lemah dalam proses pengambil keputusan.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2006 menyebutkan sebanyak 39,30 juta jiwa (17,75 persen) penduduk Indonesia dikatakan penduduk miskin. Pada tahun 2007 sebanyak 105,3 juta jiwa (BPS: 37,17 juta jiwa atau 16,58 persen), dan diperkirakan pada 2008 penduduk indonesia diperkirakan sekitar 49 persen merupakan masyarakat miskin sehingga Indonesia termasuksalah satu negara miskin di dunia terutama dilihat dari daya beli masyarakat Indonesia dinilai sangat kurang sekali dan juga permasalaha gizi buruk yang semakin meningkat. Tingginya angka kemiskinan dapat disimpulkan bahwa kemiskian merupakan persoalan kolektif dan struktural akibat dari konstruksi ekonomi, sosial dan politik yang berkembang di masyarakat. Sedangkan di dalam pemerintahan sendiri, dengan adanya subsidi terhadap kenaikan barang yang berimbas pada masyarakat menjadikan hilangnya subsidi untuk yang lainya yang disebabkan karena keterbatasan dana yang tersedia akibat kepentingan-kepentingan individu yang tidak mengedepankan aspek kesejahteraan dan keselamatan rakyat.

2.4       Dampak Kemiskinan
Kemiskinan yang terjadi merupakan sebuah masalah yang tentunya memberikan dampak bagi masyarakat baik itu dampak positif maupun dampak yang negatif. Dampak yang ditimbulkan dari kemiskinan dapat dikelompokan kedalam beberapa masalah, yaitu :

1)      Dampak Masalah Kependudukan
Dilihat dari segi kependudukan, kemiskinan berdampak pada ketidakmeratanya pertumbuhan penduduk disetiap wilayah sehingga ketidakmerataan tersebut membawa konsekuensi berat kepada aspek – aspek kehidupan sosial lainya. Secara nasional  penduduk yang tidak merata mambawa akibat bagi penyediaan berbagai sarana dan kebutuhan penduduk. Dalam bidang lapangan pekerjaan terjadi ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan pertumbuhan lapangan kerja dan pada akhirnya menimbulkan pengangguran.
Selain itu pengangguran  juga menimbulkan dampak yang merugikan bagi masyarakat, yaitu pengangguran dapat menjadikan orang biasa menjadi pencuri, perampok dan pengemus yang akan meresahkan masyarakat sekitar.
Dalam membedakan jenis – jenis pengangguran, terdapat dua cara untuk menggolongkannya, yaitu :
a.       Jenis pengangguran berdasarkan penyebabnya
Ø  Pengangguran normal atau friksional
Para penganggur ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat memperoleh pekerjaan, tetapi karena sedang mencari kerja lain yang lebih baik.
Ø  Pengangguran sinklinal
Penggangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran tenaga kerja.
Ø  Pengangguran struktural
Keadaan dimana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari yang sebelumnya.
Ø  Pengangguran teknologi
Ditimbulkan oleh adanya pergantian tenaga manusia oleh penggunaan mesin – mesin dan kemajuan teknologi lainnya.
b.      Jenis pengangguran berdasarkan ciri – cirinya
Ø  Pengangguran terbuka
Pengangguran ini trcipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan.
Ø  Penganggura tersembunyi
Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Contohnya : pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukandan keluarga petani dengan anggota kelurga yang besar yang mengerjakan luas tag yang sangat kecil.
Ø  Pengangguran musiman
Terjadi karena faktor kondisi iklim yang biasanya disektor pertanian dan perikanan karena pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan dan terpaksa menganggur.
Ø  Setengah menganggur
Pengangguran yang hanya bekerja satu sampai dua hari seminggu atau satu sampai empat jam sehari.
2)      Dampak Masalah Ekonomi
Masalah ekonomi menyangkut masalah kerumah tanggaan penduduk dalam memenuhi kebutuhan materinya. Masalah ini terbagi kedalam beberapa aspek yaitu : aspek kuantitas, aspek kualitas penduduk, aspek sumber daya alam dan manusia, aspek komunikasi dan transportasi serta aspek kondisi dan lokasi geografi. Ditinjau dari segi kuantitas penduduk Indonesia memiliki kekuatan ekonomi yang bisa dikembangkan terutama dengan jumlah penduduk yang banyak. Tapi kemiskinan menjadikan penduduk tidak memiliki kekuatan dalam mengenbangkan perekonomian Indonesia. Kemudian kemiskinan menjadikan penduduk seolah menunjukan kelemahanya sebagai konsumen berbagai produksi. Seretnya transportasi komunikasi menyebabkan perekonomian terhambat seperti pada dasarnya daerah tersebut memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan tapi tatap saja kehidupan penduduknya tetap rendah.
3)      Dampak Masalah Lingkungan
Masalah lingkungan dapat diartikan bahwa masalah yang terjadi di lingkungan hidup manusia mengancam ketentraman dan kesejahteraan manusia yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara komponen manusia dengan lingkungan yang menjadi penampung dan penjamin kehidupan manusia. Dampak lainya yaitu keterbelakangan pembangunan, kebodohan, kebanjiran, pencemaran lingkungan dan tingkat kesehatan yang rendah yang diakibatkan karena lingkungan yang kurang mendukung karena kemiskinan.
4)      Dampak Masalah Pendidikan
Pendidikan secara luas merupakan dasar pembentukan kepribadian, kemajuan ilmu, kemajuan teknologi dan kemajuan kehidupan sosial pada umumnya. Dampak kemiskinan terhadap pendidikan memang sangat merugikan sekali karena telah menghilangkan pentingnya pendidikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga tidak sedikit penduduk Indonesia yang belum mengenal pendidikan.
5)      Pemberontakan
Pemberontakan merupakan bentuk kekecewaan dari masyarakat terhadap pemerintah yang dinilai telah gagal menciptakan kesejahteraan rakyatnya, perang saudara antar – etnis, golongan, ideologi demi sebuah kekuasaan dan untuk menguasai kekuasaan, dan yang lainnya. Semua itu tidak terlepas dari usaha masyarakat untuk melakukan perubahan nasibnya agar menjadi lebih baik (sejahtera) dari keadaan kemiskinan yang menimpanya. Pemberontakan seperti itu biasanya terjadi di negara berkembang atau negara miskin.
Penjelasan diatas sudah tentu sangat memberikan gambaran bagaimana dampak dari adanya kemiskinan yang tidak mempengaruhi satu aspek saja tetapi sangat mempengaruhi berbagai aspek kehudupan manusia. Sepertikita lihat bahwa memang realitas dilapangan memang terjadi seperti itu dimana kemiskinan menjadikan masyarakat menjadi beban bagi pemerintah. Sekedar catatan saja bahwa pada dasarnya kembali kepada diri masing-masing apakah ada usaha untuk merubah kearah yang lebih baikataukah berada dalam kehidupan miskin dengan tidak adanya usaha untuk merubah nasib kearah yang lebih baik. Sehingga aspek yang menjadi sumber daya yang tidak bisa diekploitasi menjadi sesuatu hal yang bisa di kelola dan menjadi sesuatu yang lebih memiliki arti dan harga karena disentuh oleh tangan-kreatif masyarakat yang menginginkan perubahan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar