ISLAM DALAM KONTEKS BUDAYA NUSANTARA
Disusun oleh
:
1. Sausan Amani
2. Nurhayati
3. Regita Putri Utami
4. Jihad Pamungkas
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Ekonomi Islam
II A
2015/2016
A. Relasi Agama dan Budaya
Dalam agama sebagai sistem objektf, yang terdiri dari ajaran
iman, peraturan moral, dan upacara-upacara ritual. Budaya menjadi raga dari
jiwa ajaran agama. Tanggapan manusia terhadap ajaran agama yang bersumber dari
wahyu ilahi diungkapkan secara manusiawi, baik psikologis, maupun simbol-simbol
budaya. Budaya menjadi sarana realisasi spiritual dan pencapaian pengetahuan
iluminatif tentang Tuhan dan mengapresiasi keindahan alam sebagai anugerah tak
terbatas dari Tuhan.
Atas dasar itu,
maka setiap agama memiliki hubungan erat dengan budaya dan seni, bahkan dalam
hal tertentu, seni lahir dari agama. Seni dan agama dihubungkan oleh rasa.
Dalam islam, seni budaya dikendalikan oleh pangkal dan ujungnya, yakni tujuan
meraih takwa. Kesimpulan ini dapat ditarik kesimpulan dari dua hadist berikut :
“ Hendaklah kamu baguskan akan al-Qur’an dengan suaramu,
karena suara yang bagus itu menambah keindahan al-Qur’an.” ( Hadist riwayat
Imam-imam Al-Hakim, ad-Darimy dan Ibnu Nashar dari Baraa bin Azib ).
B. Inovasi Budaya Bukan Bidah
Para ulama membagi bid’ah ke dalam lima kategori, yaitu
wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram. Bid’ah wajib, seperti menciptakan ilmu
bantu untuk memahami Al-Qur’an mencakup ilmu nahwu, ushul fiqh, dan seterusnya.
Bid’ah Sunnah, yaitu kebaikan yang tidak ada di zaman
Rasulullah seperti teraweh berjamaa.
Bid’ah Mubah, seperti menegenakan baju yang indah dan
memiliki rumah yang bagus.
Bid’ah haram, seperti perkara baru yang jelas menentang
al-Qur’an dan sunnah.
Bid’ah yang wajib dan sunnah itulah yang masuk kedalam
gerakan inovasi. Inovasi dakwah islam sudah dimulai sejak awal sejarah islam,
yakni mulai kodifikasi al-Qur’an dan hadist serta pembangunan masjid.
Inovasi tidak dapat dipisahkan dari dakwah islam. Mushaf
al-Qur’an dan kitab-kitab hadits yang menjadi referensi kita dalam menggali
nilai-nilai islam adalah produk inovasi. Dengan kecerdasan para ulama memahami
konteks zaman, mereka giat membuka hadits yang tidak diperintahkan bahkan
dilarang oleh Rasulullah.
Inovasi lain yang menjadi tantangan umat Islam, saat kaum
muslim berhasil melakukan ekspansi adalah tempat ibadah. Umat Islam membangun
masjid sebagai simbol politik dan keagamaan atas kehadiran muslim di wilayah
tersebut. Contohnya masjid Cordoba yang menandai kehadiran muslim di Spanyol.
C. Dakwah Kultural Indonesia
Pendekatan dakwah kultural yang dilakukan para wali membentuk
corak islam nusantara yang khas, yaitu Islam yang bersifat ke Indonesiaan.
Efektivitas pendekatan kultural dalam meneyebarluaskan agama Islam terlihat
pada peninggalan-peninggalan para wali yang berwujud tradisi lokal, antara lain
:
1. Arsitektur Masjid
2. Makam atau Nisan
3. Gamelan dan Wayang
4. Sastra
5. Tradisi
D. Model Budaya Islam Nusantara
Diantara tradisi yang dikenal luas di Nusantara adalah
peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW tidak pernah merayakan hari
kelahirannya. Bahkan ketika beliau sudah wafat, para sahabat pun tidak
melakukannya.
Riwayat yang ditemukan bahwa Rasulullah merayakan hari
lahirnya dan penerimaan wahyunya dengan cara berpuasa. Rasulullah saw berpuasa
setiap hari senin untuk mensyukuri kelahiran dan awal penerimaan wahyunya.
Sejak saat itu ada tradisi memperingati hari kelahiran nabi
Muhammad SAW dibanyak negeri Islam. Di Indonesia terutama di pesantren, Kyai
bersama para santri membacakan syair dan sajak-sajak, tanpa diiisi dengan
ceramah.
Namun kemudian muncul ide untuk memanfaatkan momentum tradisi
maulid nabi Muhammad SAW untuk media dakwah dan pengajaran Islam. Akhirnya
ceramah menjadi acara inti yang harus ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar