PBM
(kel. Piaget) 3A
TEORI
PIAGET TENTANG PERKEMBANGAN BAYI
Piaget yakin bahwa seorang
anak melalui serangkaian tahap pemikiran
dari masa bayi hingga masa dewasa. kemampuan bayi melalui tahap-tahap tersebut
berasal dari tekanan biologis untuk menyesuaikan diri (adapt) dengan lingkungan
(melalui asimilasi dan akomodasi) dan adanya
perngorganisasian struktur berpikir. tahap-tahap pemikiran ini secara
kualitatif bebrbeda dari setiap individu. cara anak berpikir pada suatu tahap
tertentu sangat berbeda dengan cara berpikir pada tahap lain. ini bertentangan
dengan pengukuran intelegensi terstandard dimana fokusnya adalah pada apa yang
diketahui anak-anak, atau beberapa banyak yang dapat dijawab oleh anak-anak
dengan benar (Ginsburg & Opper, 1988). menurut Piaget, perkembangan
pemikiran dibagi kedalam empat tahap yang secara kualitatif sangat berbeda:
1.Tahap Perkembangan
Sensoris-Motoris
Menurut Piaget tahap
sensori-motorik berlangsung dari kelahiran hingga kira-kira usia 2 tahun, sama
dengan periode masa bayi. selama masa ini, perkembangan mental ditandai oleh
kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan
mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik -oleh
karena itu, namanya sensori motorik ( Piaget, 1952)
Menurut Piaget tahap ini dibagi
lagi kedalam 6 sub tahap, yang masing-masing meliputi perubahan-perubahan
kualitatif tahapan organisasi sensori motorik. Istilah skema (schema) mengacu
kepada unit dasar atau suatu pola pemfungsian sensorik-motorik yang
terorganisasi.ke-enam tahap sensori motorik yang yang dimaksud adalah:
1. Refkek sederhana (simple Reflexes) adalah sub thap sensoris
motorik yang pertama Piaget, yang terjadi pada bulan pertama setelah kelahiran.
pada sub tahap ini, alat dasar koordinasi sensasi dan aksi adalah melalui
perilaku reflektif, seperti mencari dan mengisap, yang dimiliki bayi sejak
lahir. (anatar 0- 1 bulan )
2. kebisasan-kebiasaan pertama
dan reaksi sirkuler primer (first habits and primary circular rections) adalah
sub tahap yang berkembang antara usia 1 dan 4 bulan. pada sub tahap ini, bayi
belajar mengkoordinasikan sensasi dan tipe skema atau struktur - yaitu
kebiasaan - kebiasaan dan reaksi-rekasi sirkular primer.
Rekasi sirkuler primer (primer sircular
reaction), adalah suatu skema yang didasarkan pada usaha bayi untuk
mereproduksi suatu peristiwa yang menarik atau menyenangkan yang pada mulanya
terjadi secara kebetulan.
3. Reaksi sirkuler sekunder
(secondary circular reaction) adalah sub tahap yang berkembang antara usia 4
sampai 8 bulan. pada sub tahap ini bayi semakin berorientasi atau berfokus pada
benda di dunia, yang bergerak di dalam keasyikan dengan diri sendiri dalam
interaksi sensori motorik.
4. Koordinasi reaksi sirkuler
sekunder (coordination of secondary sircular reaction) adalah sub tahap
sensori-motorik yang berkembang antara 8 dan 12 bulan.pada sub tahap ini,
beberapa perubahan yang signifikan berlangsung yang meliputi koordinasi skema
dan kesengajaan.
5. Rekasi sirkular tersier,
kesenangan atas sesuatu yang baru, dan keingin tahuan (tertiary circular
reactions, novelty, and curiosity) adlah sub tahap sensori -motorik yang
berkembang anatara usia 12 dan 18 bulan. pada tahap ini, bayi semakin
tergugugah minatnya oleh berbagai hal yang ada pada benda- benda itu dan oleh
banyaknya hal yang dapat mereka lakukan pada benda - benda itu.
6. Internalisasi skema (
internalization of schemes), adalah sub tahap sensori motorik yang berkembang
atara usia 18 dan 24 bulan. pada sub tahap ini fungsi mental bayi berubah dari
suatu taraf sensori-motorik murni menjadi suatu taraf simbolis, dan bayi mulai
mengembangkan kemampuan untuk menggunakan simbol-simbol primitif
2. Tahap pra Operasional
Pada umur 2- 7 tahun anak sudah
mulai menjelaskan dunia dengan kata-kata gambar, dan likisan. namun anak pra
sekolah masih kurang mampu melakukan operasi (tindakan mental yang
terinternalisasi) yang memungkinkan anak melakukan secara mental apa yang
sebelumya hanya dilakukan secara fisik. akan tetapi beberapa hambatan pemikiran
anak pada tahap ini adlah egosentrisme dan sentralisasi.
3. Tahap operasional Konkrit
Tahap ini berkisar pada usia 7-
11 tahun, anak dapat melakukan operasi dan penalaran logis menggantikan pikiran
intuitif selama penalaran dapat diterapkan pada contoh kasus dan konkret,
memahami konsep percakapan, mengorganisasikanobyek menjadi kelas-kelas hierarki
(klasifikasi) dan menempatkan obyek-obyek dalam urutan (serialisasi)
4. Tahap Operasional Formal
Tahap ini berkisar antara 11- 15
tahun, individu lebih melampaui pengalaman konkrit dan berpikir abstrak,
idealis, dan logis. berpikir lebih abstrak, remaja menciptakan bayangan situasi
ideal, berpikir mengenai bagaimana orangtua yang seharusnya dan membandingkanorangtua
mereka dengan standar ideal ini.
By: Hartono, mahasiswa Pasaca
sarjana UNJ 2010/2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar