MAKALAH
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
MEMBUAT
KARYA ILMIAH
Dibuat
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia
Disusun
Oleh : SITI NUR AZIZAH
NIM :
2225150013
Kelas : 1A
JURUSAN PENDIDIKAN MAMTEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan
karunia dan kasih sayang-Nya sehingga kita masih diberi nikmat iman dan islam.
Shalawat dan salam selalu terlimpah
untuk utusan Allah,Nabi Muhammad
SAW. Pembawa cahaya bagi umatnya yang
berada dalam kegelapan, yang mengajarkan akhlak dan budi pekerti mulia bagi
kehidupan.
Alhamdulillah
saya telah menyelesaikan makalah dengan judul ‘Membuat Karya Ilmiah’ dengan
tempo waktu sebagaimana mestinya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah pendidikan bahasa Indonesia.
Dalam hal
ini saya juga mengucapkan terimakasih kepada:
a) Dosen mata kuliah pendidikan bahasa Indonesia yang
telah memberi bimbingan dan pengarahan kepada saya sehingga terwujudnya makalah
ini.
b) Orang Tua saya yang telah memberikan banyak dukungan
dan senantiasa memberikan motivasi kepada saya.
c) Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam
pembuatan karya ilmiah ini.
Saya
menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka saya senantiasa
mengharapkan masukan dan saran dari pembaca demi penyempurnaan di masa yang
akan datang.
Semoga
karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan, khususnya bagi
saya dan umumnya bagi para pembaca sekalian.
Serang, 30 Desember 2015
Penulis
Siti Nur Azizah
DAFTAR
ISI
BAB
1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ……………………………………………………………………..
2
1.2 Fokus Penelitian……………………………………………………………………….………..
3
1.3 Pertanyaan Penelitian…………………………………………………………………………..
3
1.4 Tujuan Penelitian…………………………………………………………………………..……
3
1.5 Manfaat Penelitian ………………………………………………………………………..…….
3
BAB
II PERPSEKTIF TEORITIS………………………………………………………….…….… 4
2.1 Kajian Pustaka
…………………………………………………………………….………. 4
BAB III
METODE PENELITIAN………………………………………………………….………… 6
3.1 Teknik Pengumpulan Data………………………………………………………………...
6
3.2 Teknik Observai dan
Analisis Data ………………………………………………………. 6
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………….…………………… 7
1.1 Tahapan Penelitian
……………………………………………………………………… 7
1.2 Hasil Penelitian
…………………………………………………………………….….…. 8
1.3 Pembahasan
………………………………………………………………………….….. 8
BAB
V SIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………...….……………. 9
5.1 Simpulan
………………………………………………………………….……………… 9
5.2 Saran
………………………………………………………………………..……………. 9
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………………………..…………..………. 10
RIWAYAT
HIDUP PENULIS…………………………………………………………………...
11
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan
merupakan suatu hal yang sangat penting, karena pendidikan adalah penentu
kemajuan suatu bangsa dan penentu kemampuan Sumber Daya Manusia di suatu
Negara.
Matematika
adalah mata pelajaran dasar yang sudah diajarkan mulai dari pendidikan awal
sampai pendidikan akhir. Matematika merupakan pelajaran yang sangat penting dan
menjadi induk dari mata pelajaran lainnya. Namun permasalahan saat ini ialah
banyak siswa – siswi yang kurang mencintai pendidikan terutama pelajaran
matematika. Kebanyakan siswa – siswi jenuh terhadap pelajaran matematika
disebabkan belum ada sesuatu hal yang mampu membangkitkan minat para
siswa-siswi sekolah untuk menyukai mata pelajaran matematika . Bahkan untuk
sekedar membaca dan membolak-balik buku matematika siswa – siswi cenderung
malas.
Sampai
saat ini matematika masih dianggap mata pelajaran yang sulit, membosankan,
bahkan menakutkan. Untuk megatasi masalah ini guru harus menjadikan matematika
sebagai suatu yang menarik dan menyenangkan, sehingga anak didik menyukai
pembelajaran matematika. untuk itu guru harus menciptakan kegiatan-kegiatan
yang menyebabkan siswa senang dan asik dalam mempelajari matematika.
Pembelajaran
pada tingkat sekolah dasar(SD) merupakan tahap penting bagi siswa karena proses
pembelajaran pada tahap ini dapat mempengaruhi pola belajar untuk tahap
selanjutnya. Pada tingkat awal, pemahaman siswa yang benar terhadap suatu
konsep sangat penting sebagai modal dasar bagi penguasaan konsep yang lebih
luas. Nmaun demikian masih banyak siswa SD tingat bawah yang belum paham tentang
materi dasar matematika, contohnya perkalian. Ketidak pahaman merek disebabkan
oleh cara penyajian materi yang kurang menarik, sehingga tidak memotivasi minat
siswa dalam belajar.
Salah
satu kegiatan yang dapat memubuat siswa termotifasi belajar matematika adalah
permainan. Permainan yang dimaksud adalah permainan yang mengandung unsur-unsur
pembelajaran matematika, misalnya dalam operasi perkalian. Untuk lebih
merangsang anak belajar operasi perkalian apada permulaan perlu diupayakan
rangsangan-rangsangan belajar dengan salah satu cara menggunakan metode jari
tangan pada perkalian sehingga anak akan lebih rajin dan termovifasi untu
belajar.
1.2
FOKUS PENELITIAN
Pada penilitian kali ini penulis
memfokuskan penelitian kepada siswa – siswi Sekolah Dasar (SD) agar tujuan dan
manfaat penelitian dapat tepat tertuju.
1.3 PERTANYAAN PENELITIAN
2.
Bagaimana
cara menerapkan metode perkalian dengan jari tanagan ?
3.
Bagaimana
awal mula tercetusnya metode perkalian dengan jari tangan ?
1.4 TUJUAN PENELITIAN
1)
Menjelaskan bahwa metode jari tangan dapat
menjadi salah satu uupaya dalam meningkatkan motivasi belajar matematika
tingkat Sekolah Dasar.
2)
Mendeskripsikan
metode jari tangan pada perkalian matematika.
1.5 MANFAAT PENELITIAN
Siswa
dapat menggunakan metode jari tangan dalam meningkatkan motifasi belajar
matematika. Matematika dapat menjadi mata pelajaran yang menarik dan
menyenangkan.
Guru
dapat menerapkan metode perkalian jari tangan dalam pembelajaran.
Siswa
dapat mempraktekan secara langsung emtode perkalian jari tangan dengan mudah
dan menarik.
BAB II.
PERSPEKTIF TEORITIS
KAJIAN
PUSTAKA
Matematika
merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak, sehingga dituntut kemampuan
guru untuk dapat mengupayakan metode yang tepat sesuai dengan tingkat
perkembangan mental siswa. Untuk itu diperlukan model dan media pembelajaran
yang dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi-kompetensi dasar dan
indicator pembelajaran (Dimiyati,1994:15).
“Matematika
adalah pengetahuan tentang penalaran logika dan berhubungan dengan
bilangan.”(Soedjadi,2000:11). Pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasinya
merupakan cabang dari matematika, bahkan tidak jarang merupakan titik tolak
suatu pengembangan struktur dalam matematika. Dengan demikian tidaklah salah
bahwa berhitung itu sangat penting dan mendasar dalam matematika.
Menurut
J.Bruner dalam hidayat(2004:8), belajar merupakan suatu proses aktif yang
memungkinkan manusia untuk meneukan hal-hal
baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya. Pengetahuan perlu
dipelajari dalam tahap-tahap tertentu agarv pengetahuan itu dapat
diinternalisasi dalam pikiran (Strukturkognitif) Manusia yang mempelajari.
Proses
internalisasi akan terjadi secara sungguh-sungguh jika pengetahuan itu di
pelajari dalam tahap-tahap sebagai berikut : (1) tahap enaktif, suatu tahap
pembelajaran dimana pengetahuan dipelajari secara aktif dengan menggunakan
benda-benda konkret atau situasi yang nyata, (2) tahap ikonik, suatu tahap pembelajaran di mana
pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk gambar atau diagram yang
menggambarkan kegiatan kokkret atau situasi konkret yang terdapat pada tahap
enaktif, (3) tahap simbolik, suatu tahap pembelajaran dimana pengetahuan itu
dipres tasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak, baik simbol-simbol verbal
(misalkan huruf-huruf, kata-kata atau kalimat-kalimat), lambang-lambang
matematika maupun lambang-lambang abstrak lainnya (Hidayat, 2004:9).
Pembelajaran
seperti diatas yang rutin dilakukan hampir setiap hari dapat dikategorikan
sebagai 3M, yaitu Membosankan, Membahayakan, dan Merusak seluruh minat siswa.
Apabila pembelajaran seperti ini terus dilaksanankan maka kompetensi dasar dan
indicator pembelajaran tidak dapat tercapai secara maksimal. Selain itu
pemilihan media yang tepat juga sangat memberikan pernana dalam pembelajarn.
Selama
ini media pembelajaran yang dipakai adalah alat peraga yang terbuat dari
tripleks-tripleks. Tetapi seiring dengan berkembangnya teknologi, media
pembelajaran tersebut kurang menarik perhatian dan minat siswa. Untuk itu
diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat lebih menarik perhatian dan
minat siswa tanpa mengurangi fungsi media pembelajaran secara umum.
Belajar
matematiaka sebenarnya tidak terlalu susah, karena sebenarnya setiap
pembelajaran yang memang kita mau pasti semuanya akan mudah diterima dan
dimengerti, tetapi kebanyakan dari siswa selalu menganggap matematika itu ialah
sebagai momok yang sangat menakutkan. Beberapa penyebab siswa-siswi jenuh
belajar matematika diantaranya adalah yang mencakup penekanan berlebihan pada
penghafalan semata, penekanan pada kecepatan atau berhitung, pengajaran
otoriter, kurangnya variasi dalam proses belajar-mengajar matematika, dan
penekanan berlebihan pada prestasi individu. Oleh sebab itu, untuk mengatasi
hal ini peran guru sangat penting. Karena begitu pentingnya peran guru dalam
mengatasi siswa-siswi jenuh matemtika, maka pebelajaran matematika pun harus
dirubah (Dimiyati, 1994:17).
Berdasarkan
uraian diatas perlu kiranya dikembangkan suatu tindakan atau metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga prestasi
siswa semakin meningkat. Menggunakan metode perkalian jari tanggan mungkin
sudah banyak yang mengetahuiya . Cara ini sangat mudah dan praktis bagi anak
yang sedang mengerjakan soal-soal matematika. Metode perkalian dengan
menggunakan jari tangan ini hanya untuk mengerjakan oprasional perkalian yang
sederhana. Terutama perkalian yang melibatkan angka 6 hingga anga 9.
(Nurkancana, 1992)
BAB III.
METODE PENELITIAN
3.1
Teknik Pengumpulan Data
Penulis memperoleh data – data
penelitian dengan melakukan studi pustaka. Untuk melakukan studi kepustakaan,
perpustakaan merupakan suatu tempat yang tepat untuk memperoleh bahan – bahan
dan informasi yang relevan untuk dikumpulkan, dibaca, dikaji, dan dimanfaatkan
dalam proses pembuatan karya ilmiah. Penulis membaca buku – buku dan kumpulan
mata pelajaran yang berkatan dengan penelitian ini.
Untu mendapatkan informasi yang
diperlukan, peneliti mengumpulkan sumber – sumber informasi tersebut misalnya
referensi umum dan khusus, buku – buku pedoman, buku – buku petunjuk, laporan
penelitian, tensis jurnal, ensiklopedia, dan bahan khusus lainnya. Dengan
demikian peneliti akan memperoleh informasi dan sumber yang tepat dalam waktu
yang singkat. Peranan studi kepustakaan sebelum penelitian sangat penting sebab
dengan melakukan kegiatan ini hubungan antara masalah, penelitian – penelitian
yang relevan dan teori akan menjadi lebih jelas. Selin itu, penelitian akan
lebih ditunjang baik oleh teori – teori yang suda ada maupun oleh bukti nyata,
yaitu dari hasil peneliatian.
Penulis jua memperoleh sumber
pustaka dengan melakukan browsing melalui situs – situs internet sesuai dengan
materi penelitian. Peranan dari studi internet sangat banyak, maka apapun yang
kita butuhkan dapat terpenuhi dan didapatkan melalu kemajuan teknologi pada
zaman sekarang. Walau demikian dalam menggunakan internet haruslah berhati –
hati dan dilakukan dengan hal yang positif.
3.2
TEKNIK OBSERVASI DAN ANALISIS DATA
Metode peneliatian yang digunakan
penulis adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian
yang bersifat observasi yaitu dengan cara memperoleh data dengan meneliti dan
menganalisis. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pancandraan
secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta – fakta dan sifat – sifat
populasi atau daerah tertentu.
Teknik observasi dan analisis data
sering digunakan dalam pembuatan suatau karya ilmiah. Data yang berhasil
dikumpulkan baik melalui kepustakaan, observasi langsun di lapangan, maupun
pengamatan yang disusun berdasarkan pendekatan sosiologi sastra. Kemudian dianalisis
untuk memperoleh hasil penelitian. Yang dimaksud dengan pendekatan sosiologi
sastra adalah pendekatan sastra yang berupa menelaah latar belakang kehidupan
sosio budaya, kehidupan masyarakat, serta tanggapan kejiawaan atau sikap
pengarang terhadap lingkungan kehidupan pada saat sastra itu diciptakan.
BAB IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Tahapan Penelitian
Praktek penerapan
penggunaan metode perkalian jari tangan pada Sekolah Dasar kelas 3, 5, dan 6
Jumlah Siswa : 3 orang
Jenis kelamin :
*perempuan
*laki- laki
Nama :
# Lutfiah, usia 9 tahun
# Rosihan, usia 10 tahun
# Nur Alifah Mudaim, usia 12 tahun
Pemberian Materi : Pengenalan lambing angka dengan jari
Ø Angka 6, pada jari
kelingking
Ø Angka 7, pada jari manis
Ø Angka 8, pada jari tengah
Ø Angka 9, pada jari telunjuk
Ø Angka 10, pada jari jempol
Selanjutnya
penelitian memberikan soal perkalian 6 x 7, lalu mengajari dengan menggunakan
metode perkalian jari
Pertama
jari kelingking tangan sebelah kanan dianggap angka 6 lalu ditekuk. Kemudia
pada tangan sebelah kiri jari kelingking dan jari manis ditekuk melambangkan
angka 7. Jari tangan yang sudah ditekuk dianggap puluhan sementara jari yang
tidak ditekyk dianggap satuan. Jari yang ditekuk dijumlah menjadi 3 buah jari
yang artinya 30. Sedangkan jari yang masih berdiri dikalikan menjadi 4 jari
(tangan kanan) x 3 jari (tangan kiri) yang menghasilkan 12. Kemudian hasil
semuanya dijumlah, 30 + 12 = 42 dan hasil perkalian 6 x 7 = 42.
4.2 Hasil Penelitian
Setelah dilakukan
penelitian, didapat bahwa penggunaan metode perkalian jari tangan dalam
pelajaran perkalian matematika tingkat Sekolah Dasar cukup efeksien. Siswa
lebih mudah memahami konsep perkalian dan hitungan matematika tanpa harus
menghafal seperti yang diajarkan guru di sekolah secara konvensional. Dengan
metode tersebut siswa tidak lagi berfikiran bahwa perkalian matematika tersebut
sulit dan membosankan. Karena metode ini dilaksanakan dengan menyenangkan dan
tanpa adanya penekanan terhadap memori otak siswa.
Kmemapuan berhitung siswa
dalam perkalian juga mengalami peningkatan. Siswa mampu menghitung da
menyelesaikan soal – soal perkalian dengan cepat, tanpa harus memakai
kalkulator, sempoa, maupun alat bantu lainnya. Siswa cukup dengan memakai jari
tangan mereka.
Setelah
dilakukan penelitian menggunakan metode paerkalian dengan jari tangan terhadap
Sekolah Dasar, didapatkan bahwa siswa mulai termotivasi bahwa matemaika tak
sesulit yang mereka pikirkan. Karena metode ini mudah, praktis, serta tidak
perlu menggunkan alat bantu tambahan.
1.3 Pembahasan
Berdasarkan penjelasan yang
telah diberikan, penulis dapat menanngapi bahwa metode ini cukup efektif dalam
membantu siswa belajarberhitung cepat dan lebih memotivasi para siswa. Meskipun
metode ini cukup efektif, tetpai dibutuhkan banyak waktu dalam pengajaran serta
latihanny, serta diperlukan matangnya pemahaman anak terhadap konsep angka ddan
bilangan. Metode ini akan mudah diterima oleh banak apabila dilakukan dengan
kegembiraan.
BAB
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1
KESIMPULAN :
Matematika bukanlah pelajaran yang
menyeramkan dan harus dihindari. Salah satu yang membuat matematika menjadi
pelajaran yang menakutkan adalah cara guru mengajarkan kepada siswa-siswi dengan
metode – metode yang membingungkan dan cenderung membosankan. Akibatnya banyak
siswa yang meremehkan dan tidak mau mempelajari matematika hingga banyak materi
yang tertinggal. Pada akhirnya siswa – siswilah yang dirugikan ketika ujian
berlangsung dan harus banyak mempelajari materi – materi yang sebelumnya.
Adanya metode perkalian dengan jari ini sangat membantu para murid SD agar
dapat menguasai dasar matematika tersebut dan dapat mempermudah pelajaran
matematika pada jenjang yang lebih tinggi.
5.2
SARAN :
A. Saran untuk guru :
1.
pembelajaran
matematika hendaknya bervariasi dan tidak monoton sehingga hasil pembelajaran
dapat lebih maksimal.
2.
Seorang
gurur seharusnya terampil dan dapat menguasai berbagai metode pembelajaran agar
siswa tidak bosan dan lebih mudah memahami materi pelajaran.
3.
Metode
perkalian dengan jari tangan lebih baik diberikan pada kelas 4-5 SD agar siwa
dapat lebih cepat memahami perkalian itu sendiri.
4.
Hendaknya
guru selalu memotivasi siswa agar memabaca dirumah tentang materi yang akan dibahas
pada pertemuan berikutnya, supaya dalam pembelajaran siswa memiliki gambaran
materi yang akan dibahas berikutnya.
B. Saran untuk siswa
1.
Siswa
harus menyingkirkan fikiran buruk tentang matematika dan mulai memahami
matematika.
2.
Siswa
harus lebih inovatif, memotivasi belajar dan mengembangkan keberanian untuk
bertanya kepada guru terhadap materi yang belum jelas
DAFTAR
PUSTAKA
Soedjadi.2000.Kiat
Pendidikan Matematia di Indonesia.Jakarta:Dirjen Dikti Depdiknas.
Dimyati,Mudjiono.1994.Belajar
dan Pembelajaran.Jakarta:Direktorat Jendral Perguruan Tinggi Debdikbud.
Hidayat.2004.Diktat
Kuliah Teori Pembelajaran Mtematika.Semarang:FMIPA UNNES.
Nurkancana,Wayan.1992.Evaluasi
Hasil Belajar.Surabaya:Usaha Nasional.
Wayan.2011.Metode
Perkalian Dengan Mneggunakan Jari
Tangan.http://kotabumi-lampura.blogsopt.com/2012/11/prkalian-jari-tangan.html.
[25 Desember 2015]
Nyimas
Aisyah, dkk.2007.Pengembangan Pembelajaran Meetode SD. Jakarta:Dirjen Dikti
Depdiknas.
RIWAYAT
HIDUP PENULIS
Siti Nur Azizah panggilan Azizah lahir di kota Tangerang Banten pada
tangga 8 Desember 1997 dari ayah yang bernama Matrubih dan ibu bernama Atiah.
Penulis merupakan anak ke empat dari enam bersaudara. Penulis sekarang
bertempat tinggal di Jln. Raden Saleh Gg.Hj.Naim RT 01 RW 09 Karang Mulya,
Ciledug Tangerang Banten. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDI
Al-Ikhsan Jakarta Barat pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2009. Kemudian
penulis melanjuta pendidikan di SMP Negeri 220 Jakarta Barat dan tamat pada
tahun 2012. Penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 94 Jakarta Barat
dan lulus pada tahun 2015. Setelah tamat SMA penulis hijrah ke kota Serang dan
diterima di Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan pada jurusan Pendidikan
Matematika pada tahun 2015 pada Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sampai
sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar